Devidie
Bagiku ibu merupakan pelita dalam hidupku. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan jika aku kehilangan sosok seorang ibu. Selama kurang lebih 9 bulan engkau mengandungku dan setelah aku terlahir di dunia ini engkaupun memberikan aku kebahagiaan yang tak terhingga. Apalagi mendengar cerita tentang kehidupanmu dulu yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, semakin membuatku kagum kepadamu. Kehidupan di dunia ini engkau jalani berdua dengan ibumu, yang tak lain adalah nenekku. Ibu dan nenek telah menunjukkan kepadaku bahwa seorang perempuan tidak selamanya bergantung kepada seorang laki-laki. Ibu juga telah mengajariku untuk selalu bersyukur karena aku diberikan anugerah yang sangat besar yaitu sebuah keluarga yang lengkap. Cerita bersamamu yang tak pernah kulupakan adalah saat aku masih bayi sekitar berumur 6 bulan. Nenek pernah bercerita kepadaku, waktu itu aku tidak bisa bernafas karena memakan buah pisang. Kemudian ibu memelukku erat-erat sambil menangis dan berusaha untuk menyembuhkanku. Memang waktu itu aku masih kecil dan tidak bisa mengingat apa-apa, namun kejadian seperti itu bisa aku rasakan kembali ketika aku berumur sekitar 5 tahun. Waktu itupun aku terjatuh dari tempat tidur dan tidak bisa bernafas, engkaupun memelukku dan berusaha membantuku bernafas kembali. Kejadian yang lainnya yaitu ketika ayah mengajakku berziarah kemakam walisongo. Engkau mengantarkan aku dan ayah sampai kami masuk di bus yang telah disediakan. Dari jendela bus aku melihatmu, air mataku pun jatuh bercucuran kerena sebenarnya aku tidak sanggup untuk meninggalkanmu di rumah, tetapi apa daya bus sudah melaju dan aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan. Dan kejadian yang bisa membuat hatiku bahagia adalah saat aku menerima nilai NUN, syukurlah aku mendapat nilai yang lumayan baik. Namun engkaupun menyambutku dengan sebuah senyuman dan pelukkan kasih sayang, aku bisa merasakan pancaran kebahagiaan yang terpancar diwajahmu. Itu merupakan sebuah karunia besar bagiku karena aku bisa membuat sebuah senyuman diwajahmu.
Mungkin sampai saat ini hanya kejadian itulah yang menurutku dapat membuatmu bahagia. Aku hanyalah manusia biasa yang tidak dapat mengetahui bagaimana perasaan orang dan aku juga tidak bisa mengetahui apa yang ibu inginkan. Dan seperti yang pernah aku katakan sebelumnya bahwa aku hanyalah seorang manusia yang tentunya tidak lepas dari dosa. Jika dibandingkan antara dosa atau kesedihan dan kebahagiaan yang telah aku perbuat kepadamu pasti lebih banyak dosa dan kesedihan yang telah kulakukan kepadamu. Sehingga engkau sering memarahiku, namun aku menyadari bahwa engkau hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Engkau selalu berusaha bersabar dalam menghadapi aku dan adik-adikku, dan engkaupun tetap memberikan kasih sayang kepada kami secara adil atau tidak pernah membeda-bedakan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu aku akan selalu berusaha untuk membuat ibu bahagia agar aku bisa melihat pancaran senyummu lagi yang menandakan aku bisa menjadi seorang anak yang dapat berbakti dan dapat membahagiakan orang tuanya.
Melalui tulisan inilah aku bisa mengungkapkan perasaanku kepada ibuku. Walaupun hanya sebagiaan yang aku ceritakan, tetapi bagiku ini sudah cukup mewakili bagaimana sosok seorang ibu. Pepatah mengatakan bahwa kasih sayang seorang ibu tak terhingga sepanjang masa, dan menurutku sebutan ini memang pantas diberikan kepada seluruh ibu di dunia ini. Untuk menyambut peringatan Hari Ibu, aku hanya bisa mengucapkan "Selamat Hari Ibu" kepada seluruh ibu-ibu di dunia ini, terutama lagi kepada pahlawan wanitaku "Ibuku tercinta". Terima kasih atas semua kasih sayang yang telah engkau berikan kepadaku dan engkau akan aku kenang sampai detak jantung terakhirku.
Devidie
Salah satu kehidupan yang tak bisa kulupakan saat bersama dengan guru adalah waktu aku masih bersekolah di SD. Di SDN Banjarsari III inilah aku melanjutkan perjalanan menempuh ilmu setelah aku bersekolah di TK PUTRA BHAKTI III. Waktu kelas V, ada seorang guru baru yang bernama Pak Gatot. Awalnya aku pikir beliau adalah orang yang galak dan keras dalam mengajar. Tapi setelah beliau mengajar beberapa hari di kelasku, ternyata beliau adalah sosok guru yang ramah, humoris, disiplin, dan yang pasti cara mengajarnya menyenangkan dan mudah dimengerti.
Pak Gatot juga selalu memberikan dukungan-dukungan kepada murid-muridnya, misalnya saja beberapa hari sebelum ujian, beliau dengan senang hati memberikan pelajaran tambahan kepada kami dan pelajaran tambahan itu dilaksanakan setiap pagi sekitar pukul 05.30 dan sehabis pulang sekolah, padahal rumah beliau sangat jauh. Aku begitu kagum pada beliau yang tak pernah lelah mengajar kami, beliau memang pantas mendapat sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.
Saat perpisahan aku dan teman-temanku merasa sangat sedih dan merasa kehilangan sekali. Terutama kepada Pak Gatot yang telah mengajar kami di kelas V dan kelas VI, apalagi terdengar berita bahwa beliau juga akan dipindah tugaskan ke sekolah lain, jadi kami tidak akan bisa bertemu lagi dengan beliau walaupun kami datang ke SD kami. Satu-satunya jalan untuk bisa bertemu dengan beliau adalah dengan berkunjung ke rumah beliau, namun itupun kalau beliau berada di rumah.
Untuk semua guruku dan juga guru-guru lain sedunia, aku mengucapkan selamat hari guru. Semoga kalian selalu di beri berkah yang berlimpah. Amiiieeen.....
Aku tak akan melupakan jasa-jasa kalian.
Devidie
Sahabat adalah mereka yang selalu menemani kita baik susah maupun senang. Walaupun kita jauh dari mereka, seorang sahabat tidak akan hilang. SMAdaBO merupakan sekolah favoritku, di sinilah aku mendapatkan teman - teman yang baru setelah aku keluar dari SMP. Saat pembagian kelas, aku masuk di kelas X-7. Pertama kali aku mengenal seorang teman bernama Anis (yang merupakan teman sebangkuku pertama kali). Setelah kegiatan MOS berakhir, aku berkenalan Windhi dan dia merupakan teman sebangkuku sampai semester 2. Tak lama kemudian, aku memperoleh banyak teman di kelas X-7. Mereka semua sangatlah baik, suka bercanda, kreatif, dan pastinya selalu kompak. Di antara teman - temanku itu adalah Anis, Windhi, Chusnul (biasa dipanggil Chusnul Pedrosa), Titin, Novi, Umi, Devi Satya, Winda, Chusnul (pake' M 1), dan masih banyak lagi.
Setelah kurang lebih satu tahun, akhirnya tibalah saat penentuan jurusan. Banyak sekali anak yang memilih jurusan IA (termasuk aku). Pada awalnya aku kurang yakin, tapi ternyata saat penerimaan rapor, ternyata aku masuk jurusan IA. Namun, perasaanku campur aduk, di sisi lain aku senang karena aku dapat naik kelas, tapi di sisi lain aku sedih karena harus berpisah dengan teman - teman X-7. Waktu penerimaan rapor sebenarnya aku sedang sakit, tapi aku paksakan untuk hadir ke sekolah demi bertemu dengan teman - temanku.
Waktu masuk di kelas IA-1, sebelumnya aku belum bisa menerima, bahkan aku ingin pindah di kelas IA-4, karena banyak teman - temanku di sana. Tapi akhirnya, lama kelamaan aku dapat menerima keadaan ini. Apalagi, seperti yang aku katakan sebelumnya, bahwa teman tidak akan pernah hilang dan lagipula aku bisa mengunjungi teman - temanku kapan saja aku mau, karena kita masih satu sekolah. Di kelas IA-1, aku bertemu lagi dengan Chusnul (M1 dan M2), Anis, Devi Satya, Winda, yang merupakan temanku kelas X dulu. Aku juga mendapatkan teman yang lebih banyak di kelas IA-1. Ternyata penilaianku salah selama ini. Anak - anak IA-1 orangnya juga baik, perhatian, pintar, dan lucu.
Mudah - mudahan ke depannya aku bisa betah di IA-1 dan meningkatkan prestasi belajar dengan teman - teman di IA-1. Ditambah lagi dengan adanya Facebook, aku jadi tambah senang. Karena aku bisa menambah banyak teman, bahkan aku bisa bertemu teman - temanku dulu waktu di SMP. Manfaat Facebook terasa untuk hubungan pertemananku khususnya dengan teman sekelas. Karena dengan Facebook, aku bisa chating dan tahu apa saja yang temanku pikirkan setiap harinya. Mudah - mudahan dengan adanya Facebook aku dan teman - temanku bisa menjadi lebih akrab.